Thursday, September 4, 2008

Pojok Buku di Kamar Saia

Inilah salah satu sudut kamar saia. Hanya berisi sebuah rak buku susun empat dan sebuah rak buku susun tiga serta sebuah kertas yang berfungsi sebagai whiteboard. Sudut ini saia sebut Book Corner alias Pojok Buku. Ada sekitar 200 judul buku yang tercatat di katalog. Beberapa buku yang terakhir saia beli belum sempat dimasukkan dalam daftar.
Lebih dari separuh koleksi saia adalah novel, baik novel terjemahan maupun novel karya cipta anak bangsa. Sekitar seperempat koleksi adalah buku-buku bernafaskan ajaran Islam. Sisanya adalah buku-buku berbau psikologi, manajemen dan keuangan, perpajakan, kesehatan, dan komputer, serta beberapa komik tak jelas yang saia beli seharga Rp.2.000/judul saat Gramedia mengadakan Bursa Buku Murah.

Mengapa buku-buku ini menjadi favorit saia?
The Bartimaeus Trilogy – Jonathan Stroud
Saia suka penceritaannya dari dua sudut pandang dan alurnya yang melompat-lompat tapi kemudian bertemu di satu titik. Tidak ada tokoh yang benar-benar baik atau benar-benar jahat, setiap tokoh diceritakan punya sisi hitam dan putih. Perpaduan dunia sihir dengan dunia modern dengan intrik-intrik politik dan kekuasaan diramu dengan manis. Perkataan Bartimaeus yang sombong, sok tahu, sarkastis dan konyol menjadi daya tarik tersendiri. Akhir cerita ini membuat saia sempat bersedih beberapa hari karena harus berpisah dengan tokoh-tokoh di dalamnya.

Angels & Demons – Dan Brown
Siapa tak kenal Dan Brown? Novel The Da Vinci Code-nya yang kontroversial telah membuat dia dikenal seantero dunia. Angels & Demons adalah buah pikirannya sebelum The Da Vinci Code. Ini novel favorit saia dari keempat novel Dan Brown. Saia merasa ikut berlarian keliling Vatikan menyusuri simbol-simbol Illuminati di karya-karya Bernini (perupa abad ke-17). Tidak jauh berbeda dengan The Da Vinci Code, novel ini bercerita tentang teori konspirasi, gereja, dan karya seni.

Kembar Keempat – Sekar Ayu Asmara
Saia seolah diajak keliling dunia mengikuti perjalanan tokoh-tokohnya. Bhara, Bhadra dan Bhajra serta Axena dan Havana. Siapakah kembar keempat? Sekar benar-benar mampu mempermainkan imajinasi saia.

Krakatau, Ketika Dunia Meledak 27 Agustus 1883 – Simon Winchester
Sampai detik ini, buku inilah satu-satunya buku nonfiksi yang sanggup saya selesaikan dalam beberapa hari. Winchester pintar mengolah data dan fakta sejarah sehingga saia seakan membaca cerita fiksi.

Belum semua buku berhasil saia eksekusi. Bahkan ada beberapa buku yang hanya sanggup saia baca beberapa halaman depannya kemudian terhenti begitu saja. Mudah-mudahan suatu saat nanti saia bisa memaksakan diri melahap semua koleksi ini yang sangat mungkin akan terus bertambah.

Saia punya impian, suatu saat nanti saia memiliki perpustakaan pribadi dengan ribuan buku dalam ruangan yang nyaman lengkap dengan sofa, audio system, mini kitchen, dan toilet. Saia juga ingin membuat sebuah taman bacaan gratis lengkap dengan fasilitas untuk mengasah kreativitas anak-anak. Ah, akankah mimpi ini menjadi kenyataan?


2 comments:

missBantul said...

Amien,, smoga mimpi itu menjadi nyata, mba...
mlihat rak bukumu keknya byk tuh novel yg blm aku baca,,
tp aku paling tertarik ma non fiksi krakatu itu mba,, penasarann... he2..
kapan2 maen lagi, kapan2 minjem yee ;)

melsharfey said...

minjem di tempat aja yak, jgn dibawa pulang. takut ntar ketinggalan di bandara pas nunggu pesawatmu yg delay :D