Friday, October 24, 2008

Oleh-oleh dari Ladies Class Terakhir

Geli dan terharu. Itulah perasaan yang berkecamuk saat saia membuka lembar demi lembar kertas berukuran sekitar 7x7 cm. Ada dua puluh lembar totalnya. Lembaran-lembaran ini dimasukkan dalam amplop kecil yang di depannya bertuliskan nama saia. Inilah oleh-oleh dari kelas public speaking yang terakhir. Ladies class ini terpaksa dihentikan karena kebetulan arisan yang mendompleng acara ini sudah selesai dan kami mengantisipasi perkenan dari kepala kantor yang baru. Jadi sambil melihat situasi dan kondisi, kelas ini ditutup untuk waktu yang tidak ditentukan.

Dari kelas terakhir kemarin, Mbak Iis mempresentasikan tentang Ikebana, seni merangkai bunga dari Jepang. Kami juga praktek merangkai bunga, tapi bukan Ikebana karena Mbak Iis tidak sempat mempersiapkan bahan dan peralatan yang diperlukan. Saat teman-teman heboh merangkai bunga, saia cuma bisa duduk manis melihat kehebohan mereka. Waktu itu masih lemah, letih dan lesu. Hari ke-2 kembali ke kantor setelah terkapar beberapa hari.Sesi berikutnya diisi permainan oleh Mbak Jessy. Permainan inilah yang akhirnya memberi kami oleh-oleh berupa amplop berisi lembaran-lembaran kecil. Inti dari permainan ini adalah bagaimana kesan kita terhadap setiap teman. Kesan itu kita tulis dalam lembaran kecil berukuran sekitar 7x7 cm. Satu lembar untuk satu orang. Kesan yang ditulis boleh lebih dari satu.Dengan berdebar-debar saia baca satu per satu lembaran-lembaran itu. Tebakan saia, pasti banyak yang menulis saia itu jutek, galak, tidak ramah, dan sejenisnya.

Ternyata...

jeng..jeng..jeng.. (scoring pake musiknya Howard Shore)


Setelah melalui proses editing, ada sebagian tidak ditampilkan, inilah hasilnya:

Rajin, pintar, kreatif = 12 suara (jadi terharu niy... qiqiqiqiqi...)
Mandiri, percaya diri = 3 suara (makin melayang deh...)
Pendiam = 6 suara (ini yang bikin ngakak... ternyata banyak juga yang menganggap saia pendiam)
Suka menyendiri = 3 suara (yang ini bener banget)
Galak, jutek, terlalu lugas = 5 suara (hahaha... gak separah yang saia sangka! Kirain sebagian besar bakal nulis ini)

Tidak setuju dengan hasil ini? Mau protes? Ayo.. ayo.. ayo... dibuka complaint center kok. Tapi tidak menjamin bakal ada perubahan signifikan. Lha wong dari sononya udah gitu... susah ngerubahnya.

Sayang sekali kelas public speaking ini mesti berhenti padahal saia merasakan banyak manfaat dari kelas ini. Mulai dari belajar ngomong di depan umum, belajar ngomong in English, sampai pengetahuan yang didapat dari para penyaji. Tiap penyaji dibebaskan memilih topik yang akan dibahas. Penyajiannya juga boleh memilih apakah akan disajikan dalam Bahasa atau in English. Mudah-mudahan kepala kantor yang baru mengizinkan kami mencuri sedikit jam kerja untuk kelas public speaking tiap dua minggu (pas cowok-cowok pada sholat Jumat) seperti yang selama ini berjalan. Yah, minimal pertemuan ini bisa menambah rasa percaya diri untuk berbicara di depan umum.

No comments: