Beberapa hari ini Jakarta diguyur hujan. Kadang tengah malam, kadang pagi buta, kadang siang, kadang menjelang sore, dan sempat juga di saat jam pulang kerja. Seperti hari ini, pas bangun menjelang waktu shubuh, lagi-lagi ibu kota tercinta diguyur hujan yang cukup deras. Alhamdulillah pas jam berangkat kantor hujan sudah mereda dan menyisakan gerimis kecil yang masih memaksa saia mengenakan jas hujan.
Musim penghujan rupanya sudah mulai melakukan kunjungan rutinnya. Masih lekat dalam ingatan saia, banjir di awal tahun 2007 yang merendam sebagian besar wilayah Jakarta dan nyaris melumpuhkan semua aktivitas masyarakat.
Saat itu orang-orang yang berkuasa di negeri ini sibuk mencari kambing hitam (padahal itu kambing lagi pada asyik nongkrong di pasar kambing di Tanah Abang). Pejabat A bilang, banjir terjadi karena curah hujan yg terlalu tinggi dan kurangnya daerah resapan di kawasan hulu sehingga air dari sana mengalir semua tanpa hambatan ke hilir (Jakarta). Maksudnya sih mau menyalahkan Pemkot Bogor, tapi gak berani ngomong langsung tuh….
Pejabat B bilang, banjir karena pengaruh bulan purnama yang membuat air laut pasang jadi itu air balik lagi ke daratan. Kalau yang ini mau menyalahkan Tuhan kali yaaa, kan yang bikin bulan purnama cuma Tuhan yang bisa.
Kata Pejabat C, banjir karena siklus banjir 5 tahunan . Okelah 5 tahun yang lalu -2002- memang banjir bandang melanda Jakarta, tapi apa 5 tahun sebelumnya dan sebelumnya lagi ada banjir bandang juga?
Pejabat yang lain lagi bilang, banjir dikarenakan pembangunan Banjir Kanal Timur (BKT) belum selesai. Yah, kita buktikan saja nanti kalau BKT sudah jadi, apa benar Jakarta tidak lagi kebanjiran.
Yang paling tragis itu komentar yang keluar dari mulut manis seorang pengusaha yang juga menjabat sebagai menteri dalam kabinet SBY. Waktu itu dia bilang supaya media tidak membesar-besarkan berita tentang banjir karena para pengungsi korban masih bisa tertawa. Yaiyalah..., apa sih yang bisa dilakukan rakyat kecil kecuali menertawakan nasib yang terus menerus tidak berpihak kpd mereka.
Ini hanya beberapa contoh dari komentar-komentar aneh yang keluar dari orang-orang yang berkuasa waktu itu.
Tapi kini ada yang sedikit berubah. Pemerintah DKI Jakarta dan Pemkot seluruh DKI Jakarta rupanya mulai berbenah diri menghadapi musim penghujan tahun ini. Beberapa minggu yang lalu Kali Grogol yang antara lain membelah Kel. Kemanggisan (yang melintas tidak jauh dari tempat saia tinggal) mulai dikeruk. Tadinya saia sempat pesimis, pasti sama saja dengan tahun kemarin saat kali tersebut dikeruk tetapi timbunan hasil kerukan tersebut teronggok di salah satu sisi kali dan lambat laun terkikis oleh hujan serta air yang mengalir di kali tersebut. Tapi ternyata dugaan saia salah. Hari berikutnya timbunan itu telah menghilang dari tempatnya dan Kali Grogol pun siap mengalirkan air di musim penghujan kali ini.
Hal yang sama juga saia lihat di Banjir Kanal Barat yang melintas di bawah Jembatan Jati Bunder, Tanah Abang, yang setiap sore saia lewati. Sungai itu nampak bersih dari timbunan sampah. Saia ingat awal tahun lalu daerah di pinggiran Banjir Kanal Barat di Tanah Abang hampir seluruhnya terendam air. Semoga hal itu tidak lagi terulang.
Di sebuah jalan kecil di Kemanggisan, Jalah H. Saili, yang setiap pagi saia lewati, beberapa waktu lalu di suatu pagi ada sesuatu yang menghambat para pengguna jalan ini. Di sebelah kanan dan kiri sepanjang jalan yang diapit dua selokan ini nampak berkarung-karung hasil pembersihan selokan. Esoknya karung-karung tersebut sudah tidak ada lagi dan Jalan H. Saili kembali lancar ditambah lagi selokan di kanan dan kirinya telah bersih dari sampah dan tanah.
Dari layar televisi saia sempat menyaksikan suatu liputan tentang pengerukan Kali Ciliwung di dekat Pintu Air Manggarai yang selalu dipenuhi timbunan sampah.
Yah, mudah-mudahan kerja keras Pemerintah ini didukung penuh oleh masyarakat. Selokan dan kali yang sudah bersih itu tidak lagi dijadikan tempat pembuangan sampah oleh warga sehingga debit air yang bertambah saat musim penghujan bisa disalurkan dengan baik oleh selokan-selokan dan kali-kali tersebut.
No comments:
Post a Comment