Dee hadir dengan karya terbarunya, makhluk hibrida bernama Rectoverso. Sebuah buku berisi sebelas cerpen dan sebuah album yang menjadi “soundtrack” dari kesebelas cerpennya.
•Curhat buat Sahabat •Malaikat Juga Tahu •Selamat Ulang Tahun •Aku Ada •Hanya Isyarat •Peluk •Grow a Day Older •Cicak di Dinding •Firasat •Tidur •Back to Heaven’s Light
Bahas albumnya dulu ya...
Recto Verso
Dewi Lestari
Produser Eksekutif: Dewi Lestari, Ignatius Andy
Produksi: Goodfaith Production
2008
Dengan lirik yang unik dan melodi yang sederhana, album ini asyik didengar. Ditambah dukungan Andi Rianto beserta Magenta Orchestranya membuat lagu-lagunya lebih “berasa”. Terkadang mengingatkan kita dengan Rida Sita Dewi, terutama dalam lagu Aku Ada di mana Dee berduet dengan adiknya, Arina “Mocca”. Beberapa teman malah mengira bahwa suara Dee saat mendendangkan Malaikat Juga Tahu mirip dengan suara Bunga Citra Lestari. Heran, mirip di mananya sih? (protes.com)
Versi lain Cicak di Dinding yang sering dinyanyikan waktu kita masih anak-anak bisa juga dinikmati di sini. Lirik dan musiknya lumayan lucu. Lagu ini mengingatkan saia dengan salah satu cerpen Dee di Filosofi Kopi, entah yang berjudul apa.
Lagu yang paling jago jelas Malaikat Juga Tahu yang menjadi single pertamanya serta Curhat buat Sahabat (kalau yang ini sih karena “gue banget”, hehehe...). Ternyata lagu Firasat yang dulu dipopulerkan Marcel adalah karya Dee. Baru tahu nih… :D
Buat yang suka RSD seharusnya juga suka album ini.
Nah... sekarang bahas bukunya.
Rectoverso
Dewi Lestari
Penerbit Goodfaith Production
148 halaman
Cetakan I, Juli 2008
Cover berwarna gradasi dari kuning ke hiijau gelap cukup menarik perhatian. Apalagi dengan kemasan hard cover. Kualitas kertasnya gak usah ditanya. Meski hanya berjumlah 148 plus 14 halaman, buku ini tebalnya nyaris sama dengan buku lain yang memuat sekitar 300 halaman. Lembaran fullcolour di setiap judul cerpen dan lirik lagu menambah semarak. Dilengkapi dengan photo-photo memikat yang juga fullcolour. (gambar atas) Dan coba lihat, di bagian tengah bawah setiap halaman terdapat simbol yang mencerminkan isi cerpen. (gambar bawah) Buku yang benar-benar dibuat penuh perhitungan hingga detail terkecil. Mungkin inilah yang membuat harga banderolnya lumayan mahal.
Ide cerita yang sederhana namun unik dibalut dalam gaya bahasa yang cerdas yang menjadi ciri khas Dee. Cerpen yang paling membekas adalah Curhat buat Sahabat. Tentang seorang yang baru menyadari sesuatu pada saat dia sakit. Mirip dengan yang saia alami sebulan yang lalu. Baca cerpen ini diiringi alunan lagunya…
"Yang cuma ingin diam duduk di tempatku
Menanti seorang yang biasa saja
Segelas air di tangannya, kala kuterbaring… sakit"
Cerpen yang paling keren menurut saia adalah Cicak di Dinding, cerita sederhana tentang seorang pria yang mengagumi istri sahabatnya. Pas sampai di kalimat ini,
Hatinya ditemukan. Tapi tak lagi sama. Huhuhuuuu.... serasa ada pisau yang menancap di hati ini. Serasa ada yang hilang.
Saat membaca Peluk saia membayangkan bahwa kejadian itu benar-benar terjadi sebelum perpisahan antara Dee dengan Marcel. Mungkin lagu dan cerpennya memang terinspirasi dari perpisahan mereka. Entahlah.
Cerpen Tidur, seperti sebuah sindiran bagi para working mom yang meninggalkan keluarganya untuk kepentingan karir.
Saia baru menyadari setelah membaca cerpen terakhir, kesebelas cerpen ini tidak memunculkan satu pun nama tokohnya. Hanya ada aku, kamu, dan dia.
Yang jelas, lagu-lagu dalam albumnya sangat sesuai dengan cerpen dan begitu pula sebaliknya. Meski terkadang Dee menyajikannya dalam sudut pandang yang berbeda. Atas sebuah tema universal, cinta, Dee membuka mata kita bahwa siapa saja berhak mencintai dengan caranya masing-masing. Beberapa cerpennya menceritakan tentang bagaimana seseorang berkompromi dengan masa lalu. Kalau suka dengan tulisan-tulisan Dee sebelumnya pasti tidak akan melewatkan makhluk hibrida ini.
Keduanya dapat dinikmati terpisah tapi akan lebih asyik kalau pada saat membaca bukunya ada alunan musik dari albumnya.
2 comments:
ijo...
aku banget kan?
udah beli CD and buku nya dari pertama keluar, dan langsung haru...
sayang belum pernah liat video klip Malaikat Juga Tahu, yang konon katanya cerita ttg cow autis dan Luna Maya nangis pas liat klip ini (lebai.com)
(kirain Dee lagi nyeritain ex-husband nya, hehehe)
sekarang lagi nyari Perahu-perahu Kertas, kalo nemu, tell me yah...
hihihi...
sempet kepikiran mo beliin buat kado pas kamu ultah kmrn, untung gak jadi :D
Post a Comment