Friday, November 21, 2008

Si Charming Pembunuh Berantai

Darkly Dreaming Dexter (Terj.)
Jeff Lindsay
Dastan Books
Cetakan I, September 2008
376 halaman

Dexter Morgan. Di hari-hari biasa dia adalah detektif ahli analisa percikan darah yang bertugas di Kepolisian Miami. Ramah dan menyenangkan, tetapi tidak mencolok. Orang yang sangat loveable. Tapi terkadang, di saat bulan penuh, seseorang di dalam kepalanya menyuruh dia untuk membunuh. The Dark Passanger. Bisikan-bisikannyalah yang membuat Dexter menjadi eksekutor bagi orang-orang jahat yang tak tersentuh hukum.

Tapi Dexter punya aturan dalam menjalankan eksekusinya. Kode Etik Harry. Harry Morgan adalah ayah angkat Dexter, orang pertama yang menyadari bahwa Dexter kecil “berbeda.” Harry pula yang mengajarinya bagaimana menentukan siapa serta syarat-syarat lain seperti kehati-hatian, kebersihan, tidak melibatkan emosi saat beraksi, bahkan perlunya Dexter bersosialisasi sebagaimana manusia normal. Dexter tidak pernah melupakan kode etik ini. Dia pun menjalin hubungan dengan Rita untuk mempercantik topengnya.
Miami dihebohkan oleh serangkaian pembunuhan di mana korban, yang seluruhnya PSK, ditemukan dalam kondisi termutilasi, tanpa percikan darah dan dibungkus rapi. Dexter diminta Deborah, adik angkatnya yang juga bertugas di Kepolisian Miami, untuk membantu memecahkan kasus ini karena dianggap mempunyai firasat yang selalu tepat untuk pembunuhan berantai seperti itu. Wajar, karena Dexter salah satu dari mereka. Dia juga seorang pembunuh yang bersembunyi di balik topeng analis percikan darah yang simpatik. Dexter malah merasa terobsesi dengan pembunuh berantai yang dia sebut seniman ini.
Tim penyelidikan yang dipimpin Detektif Migdia LaGuerta menangkap seseorang yang mengaku melakukan pembunuhan berantai tersebut. Tapi saat orang itu berada dalam sel, pembunuhan lain yang lebih glamour (istilah Dexter) terpampang di depan mata. Dexter mencurigai pembunuhnya adalah seseorang yang mengendarai truk berpendingin.
Sebuah pesan khusus disampaikan sang pembunuh kepada Dexter. Boneka Barbie di kulkas dalam apartemennya serta pengaturan korban pembunuhan terakhir seolah menantang dirinya. Sang pembunuh tahu siapa sebenarnya Dexter. Mimpi dan mungkin delusi mulai menghantui Dexter. Dia bahkan menyangka bahwa dialah pelaku pembunuhan berantai itu. Pembunuhan yang dia lakukan saat tak sadarkan diri dan The Dark Passanger menguasai tubuhnya.

Pernah terpikir bahwa salah satu dari orang-orang terdekat kita, keluarga, pasangan, atau teman, atau bahkan kita sendiri, yang berpanampilan biasa, normal, dan menyenangkan, adalah seorang pembunuh berantai? Ih, membayangkannya saja bisa memegakkan bulu roma. Tapi Lindsay berhasil menghadirkan seorang tokoh “protagonis” yang unik. Apalagi dengan pikiran-pikiran sinis Dexter yang terkadang membuat saya tertawa. Yang sedikit menggangggu, penggambaran suatu eksekusinya membuat saya berkunang-kunang dan berkeringat dingin, sadis. Tak terbayangkan ceceran darah dan potongan bagian tubuh manusia yang berserakan.
Lumayan untuk memberikan wawasan baru tentang seorang psikopat.

Jadi penasaran dengan serial televisinya yang di Amrik sana sudah mulai memasuki musim ketiga. Michael C. Hall yang berperan sebagai Dexter. Musim pertama yang mulai tayang tahun 2006 ditulis berdasarkan novel ini. Musim keduanya pun berdasarkan sekuel novel ini, Dearly Devoted Dexter. Musim ketiga? Mungkin berdasarkan sekuel berikutnya, Dexter in The Dark.


Hemmm… sepertinya bakal jadi salah satu serial favorit saya. Buruan nyari ah…!



2 comments:

Anonymous said...

penggemar novel yah ??

melsharfey said...

yup, saya suka baca terutama novel :)