Wednesday, December 10, 2008

Finally… Dexter Series!

Akhirnya selesai juga mengeksekusi dua musim serial Dexter yang masing-masing terdiri dari dua belas episode. Seperti yang pernah saya bilang di sini, musim pertama serial ini mengacu pada novel Darkly Dreaming Dexter. Alurnya pun hampir sama dengan di novel meski ada satu tokoh yang seharusnya meninggal di akhir cerita tetapi justru orang tersebut masih “dihidupkan” bahkan sampai musim keduanya berakhir.
Opening title-nya keren! Hal-hal kecil yang dilakukan Dexter di pagi hari sebelum ke kantor di-close-up dengan manis ditambah scoring yang misterius. Dex-nya juga keren di opening ini, hehehe….


Michael C. Hall pas banget memerankan Dexter, orang yang ramah, simpatik, charming, tetapi berdarah dingin. Letnan LaGuerta tidak semenyebalkan dalam novel dan terlihat lebih smart di serialnya. Debra (Deborah) Morgan pun terlihat lebih tangguh dari yang saya bayangkan. Hubungan Dexter dengan Rita dan kedua anaknya nampak lebih memanusiakan dia. Sayangnya, kehadiran The Dark Passanger nyaris tidak membedakannya dengan keseharian Dexter. Kesannya justru Dexter haus untuk mengeksekusi korban-korbannya.

Untunglah, adegan-adegan yang lumayan sadis di novel disajikan dengan lebih halus. Tetap berdarah-darah sih, tapi lebih terkesan elegan daripada menjijikkan. Pesan-pesan dari pembunuh berantai yang disebut Iced-truck Killer ini pun lebih cantik. Tidak hanya meninggalkan potongan kepala boneka Barbie dan bagian tubuhnya yang terpotong-potong, Iced-truck Killer juga ”mencontek” beberapa foto kenangan Dexter dengan Harry Morgan.
Scene favorit di musim pertama adalah saat Dexter memasuki sebuah kamar hotel yang penuh darah, yang kemudian memunculkan ingatannya akan kejadian saat dirinya berusia tiga tahun. Ahli percikan darah itu pun tergeletak tak kuasa melihat bayangan masa lalunya.


Di awal musim kedua, Dexter masih dibayang-bayangi Iced-truck Killer. Hingga beberapa minggu setelah kasus tersebut selesai, Dexter tidak mampu mengeksekusi korban-korbannya. Saat Dexter menemukan kembali dirinya yang dulu, sebagai pembunuh berantai, sebuah kejadian mengejutkan terhampar di hadapannya. Beberapa penyelam menemukan bungkusan-bungkusan berisi potongan tubuh korban Dexter! Tiga belas orang teridentifikasi dan penelusuran polisi menemukan bahwa sebagian besar korban terkait dengan kasus kriminal. Bay Harbor Butcher, istilah yang diberikan kepada pelaku mutilasi tersebut. Dexter pun panik. Ditambah Sersan Doakes yang selalu menguntitnya serta hubungannya dengan Rita yang retak karena kehadiran Lila, seseorang yang menjadi penyemangatnya di kelompok pecandu.

Untuk mengendus jejak Bay Harbor Butcher ini dibentuk sebuah tim yang dipimpin oleh seorang agen FBI, Frank Lundy. Debra masuk dalam tim ini dan sesekali Lundy juga melibatkan Dexter.
Kotak berisi potongan kaca yang bernoda darah korban-korbannya raib dari apartemen Dexter. Polisi menemukannya di mobil Doakes dan menetapkan Doakes sebagai tersangka. Gerak Dexter makin sempit saat dia berada dalam pengawasan empat agen FBI selama 24 jam. Konsentrasinya makin terpecah saat dia menyadari bahwa Lila berbahaya dan Doakes memergokinya tengah beraksi.

Masa lalu Dexter lebih banyak terkuak di musim kedua ini, terutama pelajaran-pelajarannya dengan mendiang Harry. Dia juga menelusuri kasus yang menyebabkan ibunya terbunuh.

Yang agak mengganggu dari serial ini adalah terlalu banyak b**bs dan hot scenes yang ditampilkan secara vulgar, terutama di musim kedua. :(


No comments: