Negara Kelima
E.S. Ito
Penerbit Serambi
446 halaman
Cetakan I, Edisi Baru, Mei 2008
Seorang gadis ditemukan tidak bernyawa di sebuah kamar hotel dengan sebuah petunjuk berupa gambar piramida dengan garis yang membelah alasnya. Simbol dari Kelompok Patriotik Radikal alias KePaRad. Kasus yang semula dipercayakan kepada Insp. Rudi dari Polda Metro Jaya diambil alih oleh Detasemen Khusus Antiteror karena dianggap memiliki keterkaitan dengan pengejaran orang-orang KePaRad. Dalam waktu 48 jam, dua gadis lain juga ditemukan tewas. Insp. Rudi pun turut menjadi korban. Timur Mangkuto yang bertugas di bagian data Densus 88 dituduh membunuh sahabatnya tersebut. Dengan bantuan Genta, “bawahannya” di Densus 88 dia berhasil meloloskan diri untuk mengungkap kematian Rudi. Pelarian ini malah mengokohkan anggapan bahwa Timur adalah salah satu anggota KePaRad.
Timur dan Genta menemui Eva Duani, seorang sejarawan, berdasarkan rekomendasi Rudi beberapa saat sebelum kematiannya. Dibekali transkripsi hasil interogasi terhadap dua anggota KePaRad yang tertangkap dalam suatu penggerebekan, mereka mencoba mencari jawab teka teki lima negara. Eva terpaksa melibatkan ayahnya, Prof. Duani Abdullah, yang juga seorang sejarawan. Tulisan Plato, Critias dan Timaeus, menjadi kunci terjawabnya teka-teki Negara Pertama, Atlantis. Satu per satu teka-teki berikutnya pun terungkap. Majapahit, Sriwijaya, Pemerintahan Darurat RI di Bukittinggi. Tapi teka-teki Negara Kelima belum terkuak.
Sementara itu, Densus 88 juga berusaha memecahkan teka-teki tersebut dan tetap mengejar Timur dan Genta. Anggota KePaRad berhasil menemukan Serat Ilmu, benda yang diyakini berasal dari masa Atlantis yang akan membawa kejayaan di negeri yang sakit ini.
Thriller-nya benar-benar memukau. Meski alurnya nyaris sama dengan buku kedua Ito, Rahasia Meede, yang lebih dulu saya baca, novel ini menyajikan cerita yang membuat pembacanya ikut ngos-ngosan mengikuti pelarian Timur dan penasaran dengan ending-nya. Akankah Negara Kelima berdiri? Benarkah Atlantis terkubur di bawah peraian Nusantara?
Tidak seperti di Rahasia Meede yang mengupas beberapa sudut keindahan negeri ini lengkap dengan budaya-budaya yang nyaris terkikis, Ito lebih banyak berputar di Jakarta dan sekitarnya, kecuali sedikit cerita di sekitar Bukittinggi. Sejarah Nusantara banyak dibahas di sini, mulai dari kejayaan Majapahit, Ken Arok, kemunculan Sriwijaya, hingga PDRI yang dipimpin Syafrudin Prawiranegara saat ibu kota yang waktu itu berada di Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda.
Dengan sedikit menyentil beberapa ”budaya” orang-orang negeri ini dan berdasarkan riset sejarah yang pastinya memerlukan banyak waktu, tenaga dan pikiran, serta dibumbui kisah pembunuhan ala detektif, Ito berhasil membawa pembacanya ikut merasakan kegelisahan kaum muda akan kejayaan negeri ini.
Pokoknya seru!
No comments:
Post a Comment