Minggu, 28 Desember 2008
Oh no, sholat Subuh kesiangan lagi! Rintik-rintik hujan malah membuat kami bergelung kembali di tempat tidur. Rencana ke Kotagede pagi ini batal karena hujan. Saya dan Ketty ke pasar Kotagede untuk mencari sesuap nasi. Setelah membersihkan diri dan sarapan, kami memulai perjalanan hari itu.
Kami menunggu bus di depan SPBU Singosaren yang di depannya terpampang rambu dilarang berhenti. Sebenarnya jarak dari SPBU itu ke terminal sangat dekat, tapi lumayan juga kalau ditempuh dengan jalan kaki. Ternyata kami diajak naik Trans Jogja menuju Malioboro. Tujuan kali ini adalah ke Pasa Beringharjo dan ke Taman Sari. Kami naik Trans Jogja Jalur 3A dan transit di halte Bandara Adisucipto untuk berganti Jalur 1A. Hari sudah beranjak siang saat kami tiba di Malioboro karena jalanan Jogja, terutama mendekati Malioboro, sangat padat. Kami mampir di Al-Fath memilah-milih jilbab. Setelah sedikit berbelanja di situ kami melanjutkan menyusuri Malioboro menuju pasar. Alamak… dari jauh saja pintu masuk Pasar Beringharjo sudah dijubeli pengunjung yang sebagian besar adalah wisatawan domestik. Kami pun membatalkan acara belanja di pasar dan langsung ke Taman Sari naik dua becak, Ketty berdua dengan Windy, dan kami bertiga dalam satu becak.
Begitu tiba di Taman Sari, hujan kembali mengguyur. Ketty meminta becak-becak tadi menunggu kami. Meski hujan, acara foto-foto narsis must go on! Coba kalau gak hujan, kami kan bisa berpose layaknya para selir raja di kolam pemandian ini. :D
Dari Taman Sari kami ke Handayani untuk makan siang. Masih menaiki becak dan disertai rintik-rintik gerimis, kami melewati alun-alun kidul yang terkenal dengan dua pohon beringinnya. Ternyata tempat makan yang kami tuju sedang tidak beroperasi. Akhirnya kami memutuskan pulang karena kami juga harus mengejar bus yang akan membawa kami kembali ke Semarang sore ini. Saat Ana dan Andri beres-beres, saya dan Ketty keluar membeli makan siang, nasi padang yang murah meriah horey. Selesai makan kami langsung berpamitan, Ketty mengantar kami ke Terminal Giwangan. Ternyata tidak ada bus ke Semarang dari terminal ini, kami pun langsung naik bus kecil ke Terminal Jombor. Kami berpisah dengan Ketty di Giwangan. Rasanya, bus ini melaju sangat lambat. Atau hanya perasaan kami yang ketakutan ketinggalan bus yang kata Ana pemberangkatan terakhir adalah jam 16.30 WIB. Hampir satu jam perjalanan dari Giwangan ke Jombor. Begitu tiba di Jombor, Ana langsung lari ke agen Nusantara dan membeli tiket untuk pemberangkatan paling cepat. Alhamdulillah, ternyata pemberangkatan terakhir adalah jam 17.45 WIB dan kami malah mendapatkan jadwal keberangkatan pukul 16.20 WIB.
Perjalanan kali ini lebih banyak diisi dengan tidur hingga tak terasa kami memasuki Semarang sekitar pukul 19.00 WIB. Semula kami memutuskan melakukan sesuatu yang kemarin tertunda, karaoke-an di Happy Puppy. Tapi melihat kondisi kami yang sudah lemah, letih, lunglai dan lapar, kami pun memutuskan langsung makan malam. Kami ke Restoran Alam Indah untuk menikmati makan malam dengan pemandangan indah kota Semarang di waktu malam. Dengan penampilan yang kucel dan dekil, ditambah tas ransel sarat muatan, kami dengan cuek memasuki restoran. Malang bagi kami, seluruh tempat di pinggir sudah dipesan untuk sebuah acara. Kami terpaksa mengambil tempat di salah satu meja di dalam. Kami hanya memesan kepiting jumbo saos tiram, udang goreng tepung, cah kangkung, dan tumis taoge ikan asin.
Kami langsung menyerbu hidangan, tapi satu dari pesanan kami belum disajikan. Ana sudah menghabiskan nasi di piringnya, saya dan Andri baru menyantap separuh nasi kami karena masih menunggu kepiting saos tiram. Berpuluh menit berlalu, hidangan lain nyaris habis, tapi pesanan kami belum juga diantar. Kami pun memanggil salah satu pelayan untuk memeriksa pesanan. Saat dia kembali, dia menyampaikan sesuatu yang membuat napsu makan kami langsung lenyap. Kepitingnya habis! Langsung deh, kata-kata pedas meluncur dari mulut saya. Kami langsung meminta tagihan dan berlalu dari tempat itu. Jangan mentang-mentang penampilan kami tidak meyakinkan lalu kalian dengan seenaknya memperlakukan kami dengan buruk. Kami bisa kok “meracuni” orang-orang agar tidak berkunjung ke restoran Alam Indah. Apa sih yang kalian banggakan? Rasa masakannya bahkan di bawah standar, justru lebih lezat sajian di Gama Seafood. Pelayanannya? Nol besar!
Haduh, saya jadi marah-marah gak jelas begini. :(
Sudah larut malam saat Andri mengeluh kelaparan. Akhirnya Ana memasak nasi dan menggoreng chicken karage dan tempe. Kami terlelap tak lama setelah itu.
No comments:
Post a Comment