Sudah lebih dari sebulan, gedung megah inilah yang menjadi tujuan saya setiap pagi dari hari Senin hingga hari Jumat. Jarak tempuhnya memang tidak berbeda jauh dengan kantor sebelumnya, hanya selisih 1 km. Tapi saya terpaksa membiasakan diri dengan sesama pengguna jalan yang "gila." Metromini, Kopaja dan bus kota yang saling menyalip karena mengejar setoran. Para pengendara motor yang sok menjadi Valentino Rossi. Bahkan pengemudi mobil yang kadang seenaknya mengambil jalur tanpa memberi tanda. Fyuh... perjalanan yang melelahkan dan mendebarkan, terutama di jam pulang kantor. Inilah salah satu penyebab blog ini nyaris mati. (ngeles mode: ON... padahal mah emang lagi malas nulis) :D
Berlokasi di salah satu jalan di ibukota yang lumayan sibuk. Hanya sejengkal dari Tugu Tani, Stasiun Gambir dan Monumen Nasional (Monas). Terdapat enam kantor yang bernaung di gedung berlantai 16 yang baru diresmikan oleh Presiden RI pada 17 Maret 2009 ini. Kantor kami kebagian di lantai 14 dan 15 serta sebagian lantai 1 sebagai Tempat Pelayanan Terpadu. Sayangnya, belum ada masjid di gedung ini. Rencananya masjid akan dibuat di lantai paling atas yang kini menganggur. Sementara ini hanya tersedia musholla mungil di tiap lantai di mana kami harus mengantri saat waktu sholat tiba... :(
Ini dia kubikel tempat saya menghabiskan nyaris sepuluh jam dalam sehari, lengkap dengan tumpukan berkas yang belum sempat dibereskan. Sepertinya berkas-berkas itu gak akan pernah selesai dirapikan karena tiap saat selalu datang lagi dan lagi. Ugh... Memang sih lebih keren dari kubikel di kantor lama, tapi yang ini lebih terbuka... Apapun yang kita lakukan pasti kelihatan teman sebelah atau teman yang ada di belakang. Watch out, ada sebuah kamera pengintai di tengah ruangan! :P
Yang paling menyenangkan dari ruangan ini adalah sesuatu di balik jedela. Saat mengintip di antara bilah-bilah horizontal blind saya bisa menatap langsung salah satu landmark kota Jakarta, Taman Monas. Yah, dengan melihat hijaunya pepohonan rimbun di antara gedung-gedung beton, setidaknya bisa mengurangi sedikit penat karena rutinitas kantor. Apalagi sambil berkhayal bisa mencongkel sebagian puncaknya yang berkilau tertimpa teriknya mentari. :D
Gambar di bawah ini di ambil dengan agak susah payah dan mempertaruhkan kelangsungan hidup kamera yang cuma satu-satunya. Saya harus membuka horizontal blind, membuka jendela dan membidik dengan posisi kamera berada di luar jendela kaca. Huhuhuhuuu... agak deg-degan juga karena harus ekstra hati-hati. Ceroboh sedikit saja bakal melayang kamera kesayangan ini. ;)
No comments:
Post a Comment