Death Du Jour (Terj.)
Kathy Reichs
Penerbit Serambi
Cetakan I, Desember 2007
640 halaman
Saat sedang menyelesaikan proses identifikasi tulang-belulang seorang biarawati yang akan dianugerahi gelar Santa, Temperance Brennan juga harus mengidentifikasi para korban yang ditemukan di sebuah rumah yang terbakar di tengah bekunya Quebec. Seorang wanita lanjut usia, sepasang laki-laki dan wanita dewasa dan dua orang bayi kembar yang berusia tak lebih dari 4 bulan. Bersama Detective Andrew Ryan, ahli antropologi forensik yang juga berprofesi sebagai dosen ini mencoba menguak latar belakang korban kebakaran yang disengaja tersebut.
Kematian seolah tak pernah menjauh dari wanita ini. Di saat berlibur sejenak bersama puterinya, tanpa sengaja dia menemukan dua mayat yang sudah menjadi tempat pesta belatung dan berbagai serangga. Tambahan pekerjaan ini membuat Dr. Brennan semakin sibuk. Dia masih harus menemani Det. Ryan menyelidiki sebuah tempat yang diyakini berhubungan dengan para korban kebakaran di Quebec. Di tempat ini mereka menemukan sebuah komunitas yang menjauhkan diri dari kehidupan luar.
Dr. Brennan akhirnya menyadari bahwa dua korban yang terakhir dia temukan berhubungan dengan para korban kebakaran dan seorang korban lain yang ditemukan dalam kondisi yang tak kalah mengenaskan. Di saat itu dia menyadari bahwa Harry, adik perempuannya, sudah beberapa hari menghilang tanpa kabar. Nyaris kehilangan nyawanya, Dr. Brennan berusaha meluruskan benang kusut kasus ini.
Awalnya cukup membosankan karena alur yang lambat. Tapi ketegangan makin terasa saat kasus-kasus ini mulai memiliki keterkaitan. Ngeri juga membayangkan jadi Dr. Brennan, mengorek-ngorek “catatan” dari mayat-mayat dengan kondisi mengenaskan. Hiyyyyyy...
Ternyata para serangga di jasad korban sangat berperan dalam menentukan waktu kematian. Kapan lalat datang kemudian bertelur dan menjadi larva. Kapan larva berubah menjadi lalat dan memulai kembali daur hidup tadi. Kapan kumbang daging datang. Bahkan di larva dapat ditemukan zat yang dikonsumsi korban, narkotika misalnya. Lumayan buat menambah wawasan tentang ilmu forensik.:D
Wednesday, July 22, 2009
Wednesday, July 8, 2009
Tak Lagi (Terpaksa) Golput
Setelah pengalaman pahit di pemilihan calon legislatif awal April lalu karena tak terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan terpaksa golput, saya tak mau hal tersebut terulang kembali. Saat kesempatan itu terbuka, saya pun meminta Bapak di Tegal untuk mendaftarkan nama saya ke KPPS tempat anggota keluarga yang lain terdaftar.
Tapi ternyata jadwal pemilihan presiden jatuh di hari Rabu, 8 Juli 2009. Meski ditetapkan sebagai hari libur nasional saya tak mungkin pulang ke Tegal “hanya” untuk menentukan pilihan. Saya pun terancam tak dapat menyalurkan aspirasi.
Sehari sebelum penutupan pendaftaran pemilih tambahan, tanpa sengaja saya bertemu dengan Ketua RT di sini. Beliau menyampaikan bahwa kami, anak-anak yang kos di rumah ini, bisa mendaftar di KPPS di wilayan ini cukup dengan menyerahkan fotokopi KTP dan sebuah surat pernyataan. Alhamdulillah.
Kemarin sore sepulang dari kantor, sebuah undangan untuk memilih di TPS 024 sudah di tangan. Ibu di Tegal juga mengabarkan bahwa saya memperoleh undangan di TPS di dekat rumah. Hahahaha... di saat banyak orang mengeluh karena namanya tak terdaftar di DPT, nama saya justru terdaftar di dua DPT di wilayah yang berbeda. Apakah ini sebuah pelanggaran pemilu? Entahlah. Toh saya hanya memilih di satu tempat. Yang jelas saya senang karena bisa ikut meramaikan pesta demokrasi kali ini.
Sekitar pukul 10.20 WIB saya melangkahkan kaki ke TPS 024 yang hanya berjarak sekitar 300 meter dari kos. Tanpa antrian, tak lebih dari 5 menit saya berada di TPS, mulai dari pendaftaran, pengambilan surat suara, pencontrengan, hingga pencelupan jari ke tinta sebagai tanda telah memilih.
Siapa pun yang terpilih nantinya, semoga dia adalah yang terbaik yang bisa membawa bangsa ini ke kondisi yang lebih baik. Semoga.
Tapi ternyata jadwal pemilihan presiden jatuh di hari Rabu, 8 Juli 2009. Meski ditetapkan sebagai hari libur nasional saya tak mungkin pulang ke Tegal “hanya” untuk menentukan pilihan. Saya pun terancam tak dapat menyalurkan aspirasi.
Sehari sebelum penutupan pendaftaran pemilih tambahan, tanpa sengaja saya bertemu dengan Ketua RT di sini. Beliau menyampaikan bahwa kami, anak-anak yang kos di rumah ini, bisa mendaftar di KPPS di wilayan ini cukup dengan menyerahkan fotokopi KTP dan sebuah surat pernyataan. Alhamdulillah.
Kemarin sore sepulang dari kantor, sebuah undangan untuk memilih di TPS 024 sudah di tangan. Ibu di Tegal juga mengabarkan bahwa saya memperoleh undangan di TPS di dekat rumah. Hahahaha... di saat banyak orang mengeluh karena namanya tak terdaftar di DPT, nama saya justru terdaftar di dua DPT di wilayah yang berbeda. Apakah ini sebuah pelanggaran pemilu? Entahlah. Toh saya hanya memilih di satu tempat. Yang jelas saya senang karena bisa ikut meramaikan pesta demokrasi kali ini.
Sekitar pukul 10.20 WIB saya melangkahkan kaki ke TPS 024 yang hanya berjarak sekitar 300 meter dari kos. Tanpa antrian, tak lebih dari 5 menit saya berada di TPS, mulai dari pendaftaran, pengambilan surat suara, pencontrengan, hingga pencelupan jari ke tinta sebagai tanda telah memilih.
Siapa pun yang terpilih nantinya, semoga dia adalah yang terbaik yang bisa membawa bangsa ini ke kondisi yang lebih baik. Semoga.
Monday, July 6, 2009
Kios Jujur
SEBERAPA JUJURKAH ANDA...???
SILAHKAN BELANJA DI KIOS JUJUR
KPP MADYA JAKARTA TIMUR
Kios Jujur KPP Madya Jakarta Timur adalah kios tanpa penjaga.. Silahkan ambil barang yang anda kehendaki. Letakkan uang di kotak yang telah disediakan, ambil sendiri uang kembalian anda jika ada...
Jujur itu mudah, tapi menjadi begitu sulit ketika ada unsur uang dan kesempatan di dalamnya...
Orang lain mungkin tidak melihat perbuatan kita... Tapi... Yakinlah Tuhan selalu mengawasi setiap hembusan nafas kita...
Sekali lagi, menjadi jujur itu mudah!!!
Mulailah dari hal yang kecil...
Mulailah dari diri kita...
Dan... mulailah saat ini juga...!!!
Itulah tulisan yang terdapat dalam standing banner di salah satu sudut kantor ini. Banner ini melengkapi sebuah rak pendingin yang diisi berbagai macam minuman serta sebuah rak kaca tempat makanan ringan. Ditambah sebuah meja bundar dengan sebuah toples kaca serta tulisan “Taruh Uang Anda dan Ambil Uang Kembalian Anda Sendiri Di Sini.”
Memang tak selengkap minimarket, tapi setidaknya kios ini menyediakan beberapa minuman dan makanan ringan sebagai pelepas dahaga dan pengganjal perut bagi para Wajib Pajak yang berkunjung. Tak sedikit pula pegawai yang juga menjadi pembeli di kios ini. Meski tak ada penjaga yang mengawasi pergerakan uang dan barang, kios ini tak pernah tekor. Bahkan menurut kabar yang beredar, hanya dalam waktu tak lebih dari dua pekan kios ini sudah mencapai break event point! Ternyata masih banyak orang jujur di negeri ini. :D
SILAHKAN BELANJA DI KIOS JUJUR
KPP MADYA JAKARTA TIMUR
Kios Jujur KPP Madya Jakarta Timur adalah kios tanpa penjaga.. Silahkan ambil barang yang anda kehendaki. Letakkan uang di kotak yang telah disediakan, ambil sendiri uang kembalian anda jika ada...
Jujur itu mudah, tapi menjadi begitu sulit ketika ada unsur uang dan kesempatan di dalamnya...
Orang lain mungkin tidak melihat perbuatan kita... Tapi... Yakinlah Tuhan selalu mengawasi setiap hembusan nafas kita...
Sekali lagi, menjadi jujur itu mudah!!!
Mulailah dari hal yang kecil...
Mulailah dari diri kita...
Dan... mulailah saat ini juga...!!!
Itulah tulisan yang terdapat dalam standing banner di salah satu sudut kantor ini. Banner ini melengkapi sebuah rak pendingin yang diisi berbagai macam minuman serta sebuah rak kaca tempat makanan ringan. Ditambah sebuah meja bundar dengan sebuah toples kaca serta tulisan “Taruh Uang Anda dan Ambil Uang Kembalian Anda Sendiri Di Sini.”
Memang tak selengkap minimarket, tapi setidaknya kios ini menyediakan beberapa minuman dan makanan ringan sebagai pelepas dahaga dan pengganjal perut bagi para Wajib Pajak yang berkunjung. Tak sedikit pula pegawai yang juga menjadi pembeli di kios ini. Meski tak ada penjaga yang mengawasi pergerakan uang dan barang, kios ini tak pernah tekor. Bahkan menurut kabar yang beredar, hanya dalam waktu tak lebih dari dua pekan kios ini sudah mencapai break event point! Ternyata masih banyak orang jujur di negeri ini. :D
Thursday, July 2, 2009
Saat Jason Mraz Bertemu Kla Project
I'm lucky I'm in love with my best friend
Lucky to have been where I have been
Lucky to be coming home again
Lucky to have been where I have been
Lucky to be coming home again
Alunan suara Jason Mraz yang berduet dengan Colbie Caillat masih betah menemani hari-hari saya belakangan ini. Sudah beberapa bulan terakhir lagu ini berulang kali saya dengar bersama sederet lagu lainnya dari album We Sing, We Dance, We Steal Things. Entah kenapa tiba-tiba lagu ini seolah meloncat begitu saja dari 12 lagu di album itu dan membuat saya tertegun sejenak.
Tiba-tiba saya merasa de javu. Bukan dengan lagu ini tentu saja. Tapi lagu ini membangkitkan ingatan saya ke sebuah tembang manis dari grup yang pernah menjajah dunia musik tanah air, Kla Project. Sebuah Rahasia. Satu-satunya lagu baru dari album The Best of Kla yang dirilis tahun 2001 ini tak banyak diketahui khalayak. Bahkan seorang teman yang menyatakan dirinya sebagai Klanist (penggemar Kla Project) mengaku tidak mengetahui lagu ini! T e r l a l u ... –Rhoma Irama Mode: On–
Saat pertama kali mendengar lagu ini dari sebuah stasiun radio, saya langsung tertawa ngakak karena lagunya pas banget dengan yang terjadi saat itu. Coba perhatikan beberapa baris liriknya.
Niscaya hatimu 'kan terkesima sebuah rahasia
Diriku yang seolah sekedar sahabatmu
tempat curahan kesah tangismu di bahu
sesungguhnya inginkan mu
Diriku yang seolah sekedar sahabatmu
tempat curahan kesah tangismu di bahu
sesungguhnya inginkan mu
Yup, inti dari lagu ini tentang seseorang yang jatuh cinta kepada sahabatnya. Tak jauh berbeda dengan Lucky-nya Jason Mraz. Pernah mengalami yang seperti ini? Saya pernah. Hihihihi... jadi nostalgia deh, ingat jaman muda dulu. :D
Subscribe to:
Posts (Atom)