
Beginilah suasana di depan gedung tak lama setelah saya berhasil menenangkan diri. Sebuah pesan singkat masuk, dari Arin, yang mengabarkan bahwa Tegal juga diguncang gempa. Ternyata gempa yang lumayan dahsyat ini berpusat di sebelah barat daya Tasikmalaya di kedalaman 30m. 7.3 skala Richter kekuatannya. Nyaris seluruh Pulau Jawa merasakan efek dari gempa ini. Allahu Akbar.
Kami baru berani masuk gedung setengah jam kemudian, itupun hanya di lantai 1 sembari melihat liputan mengenai gempa di televisi. Saya kembali ke ruangan di lantai 14 untuk mengambil jaket dan mengirim file yang baru saya selesaikan sesaat sebelum gempa. Ternyata di beberapa bagian terdapat sedikit kerusakan akibat gempa, antara lain di dekat ruang tamu dan di tengah-tengah ruangan. Retakan dinding menjalar dari langit-langit hingga lantai. Ini patut dipertanyakan karena gedung ini belum genap berumur satu tahun. Baru mulai digunakan awal Desember tahun lalu dan baru diresmikan penggunaannya bulan Maret tahun ini.
Kalau kondisi bangunan rawan seperti ini bagaimana kami bisa tenang bekerja dan menggali potensi penerimaan sementara nyawa kami jadi taruhannya???Harusnya para petinggi itu tak hanya menekan kami dengan permintaan yang selalu berubah tiap saat, dengan target yang nyaris di awang-awang tapi harus dicapai, dengan segala tetek bengek laporan ABS. Sementara timbal baliknya? Nyaris tak ada. Hanya tunjangan berdasarkan renumerasi saja yang membuat kami bertahan. Mbok yo keselamatan kami juga dijamin... Anggaran untuk proyek pembangunan mbok yo jangan di-tilep juga. :D
1 comment:
ho oh om rin... belom setahun dipake tuh... keknya bukan konstruksi tahan gempa T_T
Post a Comment