Friday, July 9, 2010

Catatan Perjalanan "Lombok Vacation" (Bagian III)

Kamis, 1 Juli 2010, kami berkumpul setengah jam lebih awal dari hari sebelumnya. Kami akan menuju Gili Nanggu di Lombok Barat. Melalui jalur atas daerah Sekotong dengan kontur geografis yang mirip dengan jalan yang kami tempuh malam sebelumnya, jalan berkelok naik turun dengan pemandangan pantai yang indah dan perbukitan yang hijau. Gili adalah pulau-pulau kecil yang tersebar di sekeliling Pulau Lombok. Yang terbesar dan terkenal adalah Gili Terawangan, Gili Menu dan Gili Air yang dapat dicapai dari Senggigi. Gili Nanggu merupakan salah satu gili di bagian barat daya Pulau Lombok dengan luas tak lebih dari 12,5 Ha. Gili Nanggu dipilih karena masih alami dan belum terjamah tangan-tangan jahil. Kami menyeberang ke Gili Nanggu dari Pelabuhan Tawun, Sekotong, dengan perahu tradisional, setelah sebelumnya menyewa sepaket masker, snorkle dan fin (IDR50,000) serta life jacket (IDR25,000). Mahal ya???

Hanya butuh waktu sekitar 15 menit untuk sampai ke Gili Nanggu. Wow… it’s so beautiful! Hamparan pasir putih dengan air laut yang sangat jernih. Pengunjung pun tak banyak, bebas berekspresi sesuka hati. Seperti berada di pulau pribadi deh. :D


Pak Agus memberikan tutorial singkat bagi para pemula seperti saya, tentang bagaimana mempergunakan alat snorkle dan bagaimana cara snorkling yang benar. Intinya, tidak boleh panik. Santai saja. Biarkan tubuh kita mengambang dan terbawa arus. Yang perlu diingat, dilarang berdiri di atas terumbu karang. Akhirnya setelah beberapa kali percobaan saya memberanikan diri mengikuti teman-teman yang telah lebih dulu ke tengah. Tak habis saya memanjatkan segala puji bagi Yang Kuasa. Ikan berbagai jenis dengan warna-warni yang semarak hilir mudik seolah tak menghiraukan kehadiran saya. Terumbu karang dalam banyak bentuk dan warna menambah keindahan dunia di bawah air. Serasa masuk ke sebuah akuarium besar. ;-)

Setelah bersusah payah mengubah arah dan panik karena snorkle-nya kemasukan air, saya pun berhasil kembali ke tepi. Hahaha… saya yang tidak bisa berenang ini pun bisa snorkeling dengan aman. ;P

Masih cukup waktu untuk bersantai sejenak di Gili Nanggu. Menapaki pasir pantai yang putih, bermain dengan ombak-ombak kecil, berjemur, berenang, atau apapun yang ingin dilakukan. Di depan sana ada Gili Sudak yang hanya berjarak sepelemparan tombak. Bahkan seorang teman berhasil berenang sampai ke Gili Sudak.

Oh ya, jangan berharap bisa menemukan permainan seperti jet ski, banana boat, parasailing, atau permainan apa pun yang biasa ditawarkan pengelola wisata pantai. Seperti halnya di Pantai Mawun dan Pantai Tanjung Aan, Gili Nanggu pun benar-benar mengandalkan keindahan alam yang dikaruniakan oleh Yang Maha Pencipta. Semuanya serba alami.

Meski masih betah di Gili Nanggu, kami harus segera kembali ke Pelabuhan Tawun karena masih harus berkeliling mencari buah tangan. Hanya ada satu tempat bilas di Pelabuhan Tawun. Sebagian orang membersihkan diri di kamar mandi penduduk setempat yang sangat welcome. Benar-benar sebuah tempat menarik yang belum dikelola dengan lebih professional. Tapi mungkin kalau sudah banyak yang berkunjung, keeksotisan Gili Nanggu akan berkurang karena orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Jadi, biarkan saja seperti sekarang ini. :-)

Kembali menyusuri jalur atas Sekotong (jalur bawah katanya lebih memutar) kami mengarah ke Desa Banyumulek. Desa ini merupakan pusat kerajinan gerabah. Sebagian besar merupakan konsumsi pasar ekspor Amerika dan Jepang. Salah satu gerabah yang unik adalah Kendi Maling. Tempat minum dari tanah liat ini diisi air dari bagian bawahnya. Itulah sebabnya dinamakan Kendi Maling.

Dari Desa Banyumulek kami kembali ke pusat kota Mataram menuju Gudang Kaos Lombok Arif yang berlokasi tak jauh dari Pasar Cakranegara. Terlalu banyak pilihan malah membuat bingung. Akhirnya setumpuk kaos bakal ikut jalan-jalan ke Jawa sebagai oleh-oleh. :D

Tempat berburu selanjutnya adalah pusat penjualan oleh-oleh khas Lombok di daerah Sayang-sayang. Sebagian besar peserta yang berjenis kelamin perempuan langsung menyerbu gerai mutiara. Ada mutiara air laut dan mutiara air tawar. Pak Agus memberikan tips memilih mutiara yang berkualitas tinggi. Ada empat hal yang harus diperhatikan. Pertama, mutiara tersebut harus bulat sempurna. Kedua, permukaan mutiara harus mulus. Ketiga, kilaunya memancar dengan indah. Keempat, dilihat dari ukurannya. Untuk memastikan keaslian mutiara, uji mutiara dengan cara menggesekkannya ke gigi. Apabila seperti ada bulir-bulir pasir yang sangat halus maka mutiara tersebut adalah asli. Mutiara air laut lebih bagus daripada mutiara air tawar dan memiliki nilai jual yang tinggi. Salah satunya mencuri perhatian saya, sayangnya… harganya mencapai dua digit dalam jutaan rupiah. Mata memang tidak bisa ditipu. @_@

Di sebelah gerai mutiara terdapat gerai yang menjual oleh-oleh makanan khas Lombok seperti dodol rumput laut, manisan rumput laut, dodol buah, bahkan madu Sumbawa yang terkenal karena khasiatnya. Kecewa karena tidak mampu membeli mutiara yang harganya lebih dari penghasilan sebulan, mendingan beli dodol rumput laut aja deh. :D

Selepas maghrib kami menuju ke pusat kota Mataram untuk menikmati sajian khas paling terkenal dari Lombok, yaitu Ayam Taliwang dan Pelecing Kangkung. Taliwang adalah sebuah daerah di Sumbawa di mana orang-orang dari daerah itu bermigrasi ke Lombok hingga membuat sebuah kampong dengan nama Karang Taliwang. Orang-orang inilah yang pertama kali menyajikan masakan ayam berbumbu sehingga makanannya dinamakan Ayam Taliwang. Ditambah sambal yang bercita rasa manis pedas membuat ayam dengan bumbu kaya rempah ini semakin nikmat. Apalagi ditemani sepiring Pelecing Kangkung dengan sambal yang juga tak kalah pedas. Kangkungnya beda loh dengan kangkung yang biasa saya makan, rasanya sedikit lebih manis dan empuk. Malam terakhir di Lombok ditutup dengan perut kekenyangan. :D


Tiba di hotel bukan berarti kami bisa langsung beristirahat. Kami harus berkemas malam ini karena esok pagi kami harus meninggalkan Lombok. Tidaaaaaaakkkkkk… I don’t wanna go home this soon. I wanna stay a little bit more. Huhuhuhuuuuuuu….



5 comments:

Anonymous said...

mbak mo nanya,kalo nyewa perau ke gili nanggu ini berapa ya biayanya? ada org yg bisa dihubungi? trims

-dea

melsharfey said...

mb dea, kalo gak salah satu perahu sewanya IDR200rb, bisa diisi maks 8 org.
lebih jelasnya nanya ke gilang:
http://melskijutex.blogspot.com/2010/07/catatan-perjalanan-lombok-vacation.html#comments

aNDRie said...

Mau pelecing kangkung lagiiiii..... :'(

missBantul said...

masker, snorkle dan fin (IDR50,000)
mba,, klo k bunaken per paketnya 60 ribu nett) di smua otlet sama,,, nda bisa nawar,, he2,,,

melsharfey said...

tp kangkungnya musti diimpor dari lombok ndri... kalo kangkung sini mah kurang maknyosss

wah,,, murah jd dong di situ vien, kan bunaken kelasnya beda :D